Langsung ke konten utama

Minggu Menyapa Kekasih Dalam Balutan Rindu

Hari minggu merupakan hari yang paling bahagia dan menurut wikipedia, hari minggu adalah hari pertama dalam satu pekan.

Kata minggu diambil dari bahasa portugis, Domingo (dari bahasa latin dies Dominicus) yang berarti “dia do Senhor”, atau “hati Tuhan kita”. Sedangkan menurut saya hari minggu adalah hari dimana menyapa kekasih dalam balutan rindu. Wihh seperti pelukis dan penyair diatas batu yang bersandar di ranting kayu yang berdiri kokoh diantara bebatuan. Itulah makna dan hakikat bagi saya si anak pekelana dan traveller nusantara.

Mentari keluar dari ufuknya menyemangati hati yang sedang gundah gulana, dan memberikan harapan baru untuk terus melangkah dan berinteraksi di dalam dunia yang fana dan hampa seperti hatimu yang setiap saat menyakiti perasaanku. Kopi dan nasi 5000 rb membuat perut kosong ku kembali hidup. Imajinasi dan tekad untuk menulis kisah dimasa muda menusuk dalam sanubari relung hatiku. Dengan uang yang seadanya saya memutuskan untuk mengukir kisah itu di hari minggu yang tenang sedikit cerah dibuai awan langit kebiruan.

Pesan WhatsApp saya layangkan kepada sahabat dekat dengan isi obrolan:

Me: Bro dimana? Kita jalan-jalan hari ini yok! Bosan ini hari. 
Friends: Oke (Berselang waktu 5 menit pesan masuk), Kemana kita pergi cetusnya
Me: Jalan-jalan saja ke arah barat (lintas barat aceh)
Friends: Tapi aku kurang duit ni, gimana?
Me: Aman tu, kita kondisikan nanti, yang penting jadi.
Friends: sip, aku mandi, dan siap-siap ya. Dan langsung otw ke darussalam ke kosan.
Me: Yaps, Jangan Pakek Lama bro. hahahaha
Friends: iya hai..

Dan obrolan WhatsApp berakhir, dan setiba kawan dari samahani kamipun bergegas pergi meninggalkan gubuk derita kosan tercinta. Kami mengisi minyak di SPBU Lampisang Aceh Besar dengan penuh dan melanjutkan perjalanan dengan santai dan santui layaknya orang kencan, eitts tapi kami bukan kencan ya, kami masih waras sesama laki-laki. Wkwkwkwkw..
Sebenarnya, isi perjalanan cerita ini ada dalam dua hari, tapi saya rangkum menjadi satu kisah klasik dalam sehari. Bingung kan sahabat? Pantas saja sahabat pada bingung, enggak jelas ceritanya. Walaupun tidak jelas yang penting sahabat akan menemukan hal seru dalam perjalanan traveller saya bang Imadul Auwalin.

Pucok Krueng (Naga Umbang) Desa Mon Ikeun Lhoknga Aceh Besar

Pucok Krueng atau Naga Umbang sering disebutkan oleh kebanyakan orang desa mon ikeun lhoknga aceh besar merupakan salah satu destinasi terbaik yang ada di aceh besar. Besar kemungkinan akan menjadi salah satu dalam daftar wonderfull indonesia. Bekerja sama dengan parawisata aceh atau Disbudpar (Dinas Kebudayaan dan Parawisata) Aceh destinasi pucok Krueng menjadi salah satu destinasi yang wajib untuk dijelajahi oleh para wisatawan yang datang ke aceh. 


Jam masih menunjukkan sekitaran pukul 09: 30 wib kami masuk kesana, untuk perjalanan ke pucok krueng tidaklah sangat sulit, sahabat hanya perlu rajin dalam bertanya, dan memakai alat bantu seperti Google Maps dan jangan takut tersesat. Itulah kuncinya. Untuk lebih spesifik saya akan kabari bahwa sebelum tiba di Pabrik Semen Andalas Lhoknga ada sebuah jalan sebelah kiri lalu sahabat masuk kedalam sana dan jika ada masyarakat setempat cobalah untuk bertanya, nah dalam bertanya itu sahabat harus mempunyai adab contohnya berilah salam terlebih dahulu dan baru tanya alamat yang ingin ditujukan.itu dia salah satu faktor akan diberikan clu oleh masyarakat setempat, dan satu lagi jangan lupa memberikan senyum dan ucapkan kata terimakasih. Dalam bahasa aceh Teurimoeng Geunaseh.

Pucok Krueng (Naga Umbang) Desa Mon Ikeun Lhoknga Aceh Besar
Pucok Krueng (Naga Umbang) Desa Mon Ikeun Lhoknga Aceh Besar

Balutan Rindu di hari minggu kian terasa seperti dalam gambar diatas, seorang anak pekelana hanya berjalan sendiri dalam keras hidupnya, berbackground tebing dan air yang biru membuat hatinya menjadi lebih rapuh dan sesekali dia bergumam apakah hari minggu ini akan melenyapkan rasa sakit ini terhadapnya. Sudahlah tetap optimis tuhan masih ada di dekatku. 

Balutan Rindu di hari minggu
Balutan Rindu di hari minggu. Foto pribadi Imadul Auwalin

Rambut yang lebat, diatas tebing aku berfoto layaknya anak yang sedang patah hati, dan benar sedang patah hati dibuatnya makanya mencari arti kehidupan di sisi yang lain yaitu dengan pergi berkelana dan pergi ketempat yang natural supaya ingatan itu perlahan di hari yang klasik ini. 

Sahabat Para Travel dari seluruh Nusantara pasti bertanya, kenapa Airnya terlalu biru. Jadi airnya kebiruan yaitu sudah anugerah tuhan dan posisinya dekat dengan tebing yang tinggi, dan sudah saya temukan bahwa dalam gua pucok krueng ada yang namanya mata air yang terus mengeluarkan air yang berwana biru. Kuasa Tuhan tidak sanggup kita banyangkan yang terpenting kita terus beryukur akan nikmat yang diberikannya. 

Lhokseudu 

Lhokseudu foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin
Lhokseudu foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin

Dari Pucok Krueng kami berangkat dan melanjutkan perjalanan dan duduk sebentar di destinasi yang terhitz dan eksotis sekali sahabat, dari atas disajikan pemandangan alam yang indah ditambah dengan tempat duduk yang sangat nyaman dan penuh dengan warna-warni seperti pelangi deh. Mata saya terus terpesona akan keindahannya, perlahan rasa kecewa dibuatnya perlahan terasa lega, dan hari minggu mulai terasa enak dan nyaman. Kamipun menghabiskan waktu sekitar setengah jam disana, dan minum air kelapa yang begitu bersahabat harganya. Nah setelah istirahat saya dan rekan partner perjalanan melanjutkan lagi explorenya, mumpung masih ada kesempatan jalan-jalan lah, tiada kata capek kamipun terus melanjutkan perjalanan.
 

Ikan Asin Lhokseudu

Ikan asin Lhokseudu Aceh Besar. Foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin

Ikan asin Lhokseudu Aceh Besar. Foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin


Di pinggir jalan lintas barat aceh sahabat akan melihat berbagai macam ikan yang diasinkan dan dijual dengan harga yang berbeda sesuai ikan apa yang ingin kita beli, ada gurita, ikan Taleueng dalam bahasa aceh, dan dalam bahasa indonesia saya tidak tau nama ikannya, dan beberapa jenis ikan lainnya, kebanyakan para masyarakat yang melintas pasti membelinya. 

Puncak Gunung Geurute Aceh Jaya

Perjalanan terus kami tempuh hingga beranjak ke puncak gunung geurute, disana kami minum kopi khop dan teruntuk kisah klasih nya bisa dilihat di dalam postingan sebelumnya yakni di Air kopikhop dan kuliner mie aceh di puncak gunung geurute Aceh jaya. 

Dari Perkampungan Kaki Gunung Geurutee Aceh Jaya

Dari puncak gunung geurute kami turun ke bawah tepatnya di desa Babah Ie, Jaya, Aceh Jaya, perjalanan tiada habisnya entah karena sama-sama patah hati, atau karena hari minggu yang teramat panjang. Entahlah. Yang penting suasana hari minggu nya saya terus nikmati. 

Babah Ie, Jaya, Aceh Jaya 

Babah Ie, Jaya, Aceh Jaya merupakan salah gampong yang ada di mukim Keuluang, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, Indonesia. Sumber wikipedia. Dari sana kami masuk kedalam perkampungan tersebut, ohya, kenapa kami memilih masuk perkampungan itu adalah masih penasaran ada apa ya di bawah dari pemandangan atas gunung geurute, siapa tau disana ketemu dengan seseorang yang membuat hati saya merasakan tenang dibuatnya, hehhee, siapa tau ketemu layaknya bidadari dari lamno yaitu Si Mata Biru Di Lamno Dan Dambaan Para Pemuda Di Seluruh Nusantara. Ya walaupun belum pernah berjumpa dengannya, saya yakin suatu saat akan berjumpa dengannya. Tapi ini ceritanya belum sampai di lamno ya. Masih di seputaran gunung geurutee.

masyarakat babah ie jaya, aceh jaya. foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin
Dara Babah Ie, Jaya, Aceh Jaya. foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin

Sebelum melangkah lebih jauh, kita perlu extra tenaga yang kuat, biar siap berkelana lagi. "Meuhan ka meutipham bak jalan bak jak wet-wet". Kami singgah di salah satu warung warga, dan tepatnya sudah tepat jam 12 lebih sedikit, sudah siang, perut yang tidak berkompromi menghabiskan berbagai jenis snack disana, dan yang membuat sahabat pasti mikirnya miris, ya miris sih, maklum isi dompet yang tidak banyak kami hanya makan nasi pagi dengan harga lumanyan murah 3000 ribu saja, dan saya doble dua bungkus, supaya bisa kenyang ehehehe..

Makan Siang di desa Babah Ie, Jaya, Aceh Jaya. Foto oleh Nusantarafotografi/ Imadul Auwalin
Makan Siang di desa Babah Ie, Jaya, Aceh Jaya. Foto oleh Nusantarafotografi/ Imadul Auwalin

Aliran listrik juga baru dipasang oleh pihak PLN, terbanyang jika desa yang saya pergi ini adalah salah satu desa yang terus berbenah dan melesat menuju desa yang lebih baik. Para pekerja atau teknisi naik memasang kabel dan memasang diatas tiang-tiang yang telah ditancap sebelumnya. Selaku saya juga seorang anak fakultas x yang paham akan bagian ini sudah tahu benar akan beratnya pekerjaan tersebut, terus semangat sahut saya dari atas sepeda motor, dan mereka menjawab bereh dek. 

Para Teknisi PLN memasang listrik di desa babah ie, jaya, aceh jaya. foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin
Para Teknisi PLN memasang listrik di desa babah ie, jaya, aceh jaya. foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin

Perjalanan terus kami jalannkan, hingga bertemu salah satu warga, karena tidak tau jalan sayapun turun dari sepeda motor lalu menanyakan jalan ke arah laut dan tepatnya di laut kaki gunung geurutee.



Dengan bahasa aceh tulen, saya menanyakan dan alhamdulillah dikasihlah petunjuk kemana hendak tujuan kami. Ban sepeda motor terus bergulir dan menemukan ilalang padang rumput yang sangat luas dan langsung saja kami mencari spot terbaik untuk melakukan foto. Sebagai bukti bahwa sudah pernah kemari. Sebagai seorang fotografer saya juga memposisikan diri saya untuk menghasilkan sebuah karya yang disukai oleh banyak orang, dan disini saya mendapatkan momen itu dengan memotret kerbau yang baru keluar dari air dan ditepi tebing kaki gunung geurutee. Sungguh apik dan gambar indah terciptakan.

Kerbau. foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin
Kerbau. foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin

Kerbau adalah hewan yang paling banyak dijumpai di desa babah ie aceh jaya. Dan jika ada pesta perkawinan kerbau itu akan disembelih dan dihidangkan untuk masyarakat tamu undangan. Dan itulah adat yang masih terjaga di aceh.

Selepas dari sana, kami beranjak ke laut, di laut kami juga membuat beberapa foto menandakan bahwa kami telah berhasil kesana, dengan sebagai saya anak Traveller tidak sah jika berfose layaknya traveller profesional, itu tidak terlepas dari profesi dan hobby saya dalam dunia fotografer. Layaknya sendu-sendu candu foto terbuat dengan sangat mempesona dan itu saya hargai terimakasih juga kawan yang telah memfoto saya.

Traveller Nusantara. foto pribadi Imadul Auwalin
Traveller Nusantara. foto pribadi Imadul Auwalin

Dan teruntuk sahabat yang ingin pergi keluang, mungkin ini salah satu cuplikan gambar jika ingin kesana, dan saya suatu saat akan kesana, doakan ya sahabat.

Perahu Nelayan pergi ke pulau keluang. foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin
Perahu Nelayan pergi ke pulau keluang. foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin

Di pinggir pantai juga saya bisa dengan bebas membawa sepeda motor yang selalu menemani cerita perjalanan saya. Terimakasih supra x merah. Saya bangga terhadap mu.

Pantai Lepas kaki Gunung Geurutee. Foto pribadi Imadul Auwalin
Pantai Lepas kaki Gunung Geurutee. Foto pribadi Imadul Auwalin dengan Supra X 125 berwarna merah

Di Ujung perjalanan saya sajikan foto juga teruntuk sahabat bagaimana sih pemandangan dari kaki gunung geurutee. Sungguh sangat indah dan suasana adem inilah yang membuat Minggu Menyapa Kekasih Dalam Balutan Rindu ini terciptakan dengan kisah cerita yang klasik dari seorang anak yang sedang ditimpa patah hati. 

pemandangan dari kaki gunung geurutee aceh jaya. foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin
pemandangan dari kaki gunung geurutee aceh jaya. foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin

Thanks You sahabat semuanya, jika ada yang ingin bertanya boleh bertanya di kolom komentar ya. See You Again.


#Travel #TravellerBlogger #TravelPhotography



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aceh's forgotten political science roots!

To this day, the roots of political science, which is part of social science, are always taken from ancient Greece. Because of that, the names and works of ancient Greek philosophers of the 5th century BC (BC) such as Herodotus, Plato, Aristoteles are always the main references. Asian philosophers who are also considered the originators of political science are Confusius and Mensius as Chinese philosophers in the 4th century BC, while from Indonesia is Prapanca with his work Negarakertagama (see: Prof. Miriam Budiardjo, "Basics of Political Science", Publisher PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, page 5). The original title of the Negarakertagama manuscript was Desawarnana, meaning History of the Villages. Since it was rediscovered in a temple by the Dutch during an attack on one of the Balinese kingdoms in 1918, the old manuscript of Desawarnana was renamed Negarakertagama, meaning The Story of State Building. In the 1980s, I read the manuscript of Negarakertagama

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di Puncak Gunung Geurute Aceh Jaya

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di puncak Gunung Geurute Aceh Jaya salah satu kuliner yang wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke Aceh.  Sebelum pandemi Virus Covid-19 ada, saya masih menyimpan memori indah di puncak gunung geurute aceh jaya. Disela-sela waktu perkuliahan saya bersama rekan sahabat bepergian ke lintas barat aceh tepatnya ke puncak gunung geurute. Berbekal sepeda motor tua si merah yang kerap menemani saya berkelana kesana-kemari saya berangkat dari kota banda aceh dengan menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam. So, keinginan berlibur saya terwujudkan dan sembari menenangkan fikiran yang bebannya sangat berat bagi saya seorang Mahasiswa Fakultas x dengan project matakuliah yang sangat tidak masuk akal. Oleh karena itu saya memutuskan untuk rehat di hari sabtu yang sedikit tenang dan cerah.  Kehidupan Sebelum adannya virus covid 19 memang sangat verygood bagi semua orang tidak terkecuali pada diri saya. Dengan bebasnya kita masih bisa berkelana kesana-kemari se