Langsung ke konten utama

Sosok Tokoh H. Harun Keuchik Leumiek

Mesjid dengan kemegahannya engkau bangunkan dengan harta yang Tuhan titipkan kepadamu Haji Harun Keuchik Leumiek.

Mesjid H. Harun Keuchik Leumiek. Foto oleh Bohate
Mesjid Haji Harun keuchik Leumiek

Sosok Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Semester 1 itu berpamitan kembali kepada Tuhannya. Beliau H. Harun Keuchik Leumiek, Putra kelahiran Kota Banda Aceh, 19 September 1942 dan menghembuskan nafas terakhir pada rabu jam 14:00 wib pada tanggal 16 september 2020 di Lamseupeng. Beliau merupakan sosok pengusahan atau entrepreneur sukses di Bumi Serambi Mekkah Aceh Al-Muqarramah. Pundi-pundi kekayaan beliau peroleh melalui usaha kerajinan emas dan Toko Emas.


Calitra H. Harun Keuchik Leumiek

Sebelum beliau menorehkan kekeyaan tersebut, beliau melalui tinta-tinta pulpen dan lembaran kertas pernah menjadi wartawan di Harian Serambi Indonesia sekarang, wartawan harian umum Kota Medan, dan bahkan sebelum ajal menjemput beliau sangat aktif di harian analisa Kota Medan. 


Menurut Calitra (cerita) dalam bahasa aceh. di usia masih muda beliau salah satu pemuda yang aktif dan dekat dengan lingkungan masyarakat. Beliau terjun ke dunia bisnis toko emas keluarganya sedari masih muda yakni semenjak semester 1 dikala menempuh pendidikan di unsyiah.


Dalam paradigma masyarakat aceh dikatakan bahwa “Meubagoe Aneuk yang Tem peutimang harta Keluarga dengoen Get saboeh masa akan jaya”. Dalam artiannya bahwa H. harun keuchik leumiek tahu dan pandai dalam dunia dagang serta menjaga harta dan bisnis keluarganya. Dan mendapatkan balasan atas kepandaian dan ketaatannya kepada Rabnya.


Beliau juga mempunyai latar belakang sebagai seniman yang suka akan koleksi benda-benda antik dan bersejarah peninggalan Aceh. Sebagai seorang penulis, beliau pernah menerbitakan sebuah hasil karyanya berupa buku “Perhiasan Tradisional Aceh” yang terbit tahun 1998 silam, setahun sebelum saya lahir kedunia ini. Adapun yang menjadi hati saya sangat tersentuh adalah beliau yang merupakan sosok wartawan dengan ragam karya photography pernah beliau ciptakan potret Kota Banda Aceh di era 60-90, sungguh waktu yang sangat lama. Bagaikan aliran air dari hulu ke hilir kita tidak akan mengetahui akan Qadarullah terhadap rezeki kita. Dan di akhir tahun 2008 beliau juga menerbitkan karya terakhirnya beberapa buku tentang tragedi bencana Tsunami Aceh.


Baca Juga : Sang Motivator Aceh Dr. Hasballah M.Saad

Baca Juga : Ketika Darussalam Mula Jadi (Kota Mahasiswa)


Berbicara tentang penghargaan, saya sangat takjub. Ternyata jika kita membuat sesuatu lillahita’ala (keyakinan umat Islam) Tuhan akan memberikan kejernihan fikiran dan kecerdasan dari langitnya Tuhan. Beliau pernah menerima “piagam anugerah kebudayaan” dari Menteri kebudayaan dan parawisata, bahkan Muri (Museum rekor Indonesia) pernah memberikan apresiasi atas koleksi berupa rencong (senjata layaknya pedang) raksasa hampir 2 meter yang ditempa oleh pengrajin dari Aceh Besar.


Lamseupeung, Lueng Bata Kota Banda Aceh

Beliau menghembus nafas terakhir di gampong Lamseupeung, Lueng Bata Kota Banda Aceh beberapa hari yang lalu. Teruntuk sahabat semua yang berkunjung ke aceh atau dari dalam negeri aceh jikalau ingin melihat koleksinya yang berlatar belakang seorang seniman diperbolehkan ke Museum Mini H. harun keuchik leumiek yang berlokasi di kediaman peribadinya di desa Lamseupeung, Lueng Bata, Kota Banda Aceh.


Beliau meninggalkan istri tercintanya ibu salbiah binti husein beserta lima anak dan sejumlah cucunya. Semasa hidupnya beliau sangat menyanyangi sang anak dan cucu-cucunya, sebagai seorang kakek menggendong cucu adalah kebahagian yang tidak bisa kita bayarkan dengan uang seberapa banyakpun. Disanalah kebahagian, kesenyuman akan terlihat dan sesekali saya juga ingin merasakan momen tersebut. Suatu hari…


Ramadhan Terakhir di Mesjidnya H. Harun Keuchik Leumiek

Mesjid H. Harun Keuchik Leumiek. foto oleh nusantarafotografi
Mesjid H. Harun Keuchik Leumiek. foto oleh nusantarafotografi

Ramadhan sudah usai, begitu juga sujud terakhirnya di mesjid yang ia bangun sendiri dengan harta yang telah dititipkan oleh Tuhan kepadanya. Di penghujung Ramadhan tahun 2019 saya pernah melaksanakan shalat insya dan melanjutka tarawih beserta witir. Dengan kenyamanan dan hawa dingin menambahkan kusyuknya peribadan kita terhadap sang Khaliq. Saya sangat menyesali tidak pernah berjumpa dan duduk serta bercalitra dengannya, mungkin belum rezeki saya, walaupun dimalam itu hampir di penghujung ramadhan saya memanjatkan doa di akhir shalat witir kepada Tuhan. “Tuhan ampunilah dosa sang pendiri mesjid ini, limpahkanlah rahmad, kasih sayangmu dan sayangilah dirinya dan wahai Tuhan sang pengabul doa hamba yang tiada berdaya ini memohon agar saya bisa mengikuti jejak beliau dengan rasa ikhlas dan sifat dermawan agar bisa membangun nantinya sebuah mesjid bagi kaum muslimin di tengah-tengah masyarakat aceh kelak.


Baca Juga : Pengetahuan dan Ilmu

 

Akhir cerita saya sedikit berpesan kepada saya sendiri dan kepada sahabat “Jadilah sosok yang baik niscaya Tuhan akan membalas amal kebajikan sahabat”. Semoga cerita saya yang Belum Sempat Daku Bertemu Engkau Telah Berpulang Kehadiradnya H. Harun Keusyik Leumiek menjadi pelajaran bagi kita semua. Di akhir kata saya ucapkan terimakasih. See You Again.



Komentar

ENGGINER ACEH mengatakan…
sangat menyentuh hati.

Postingan populer dari blog ini

Nusantara Fotografi

Photography bagi saya adalah sebuah "seni mendapatkan sebuah gambar yang mempunyai sebuah makna di dalam gambar yang telah kita buatkan". Fotografi juga sebuah seni lukis dengan teknik yang ada didalam-Nya. Photography bukan tentang mencetak sebuah gambar tanpa ada hal yang tersirat melainkan sebuah kriteria keindahan yang terpancar sehingga orang-orang tertarik dengan apa yang telah Anda para fotografer potret. Imadul Auwalin adalah seorang fotografer berbakat dan visioner yang merupakan pendiri Nusantara Fotografi , sebuah komunitas fotografi yang berbasis di Banda Aceh, Indonesia. Melalui komunitas ini, Imadul berusaha untuk memfasilitasi dan menginspirasi para fotografer muda di Aceh dan seluruh Indonesia untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam dunia fotografi. Nusantara Fotografi bertujuan untuk tidak hanya menghasilkan karya-karya visual yang memukau, tetapi juga mendalami makna dan pesan yang dapat disampaikan melalui gambar. Imadul Auwalin memulai perjalanan f...

Dukungan Alhazennusantara Group Terhadap Pemerintahan Prabowo Subianto

Alhazennusantara Group dengan bangga menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan Prabowo Subianto, presiden terbaru Indonesia, yang diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek pemerintahan dan kebijakan. Fokus utama Presiden Prabowo akan terarah pada isu-isu krusial seperti pertahanan, ekonomi, dan stabilitas politik. Dalam visi ini, beliau berupaya memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional serta meningkatkan infrastruktur dan investasi dalam negeri. Di bidang ekonomi, Presiden Prabowo menekankan pentingnya hilirisasi komoditas dan pengurangan ketergantungan pada sektor tertentu. Ini diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan sektor-sektor lain, seperti pertanian dan industri, serta menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, kebijakan swasembada pangan dan energi menjadi prioritas, terutama di tengah situasi global yang tidak menentu. Kebijakan sosial juga mendapatkan perhatian yang signifikan, dengan fokus pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan ku...

Dara Aceh

  Gadis atau Dara Aceh mempunyai wajah yang cantik nan jelita. Aduhai kulitnya yang mulus senyuman yang sinis melengkapi sebutan Dara Aceh. Dara Aceh memiliki ciri khas yang unik dikarenakan adanya campuran ras bangsa portugis, hindia, arab, malaya dan lain sebagainya sebagaimana sejarah mencatatnya. Hidung yang mancung dan bibirnya yang menawan membuat para lelaki tertarik untuk meminang dara aceh. Provinsi Aceh yang terdiri dari berbagai kabupaten dan daerah –daerah sehingga berbeda pula kecantikan anak gadis perawan tersebut. Di hari Raya idul adha tersebut momentum kami mengunjungi destinasi wisata yang hangat diperbincangka oleh sebagian masyarakat Aceh Utara, ya tepatnya Wisata Gunung Salak Nisam Antara. Dari Simpang Jam Kota Lhokseumawe perjalanan bisa ditempuh kurang lebih 1 jam lebih akan membawa saudara ke wisata Gunung Salak, konon katanya di daerah ini ada sebuah Gunung yang hampir mirip dengan buah salak dan dinamakanlah Gunung Salak. Kehadiran saya dan kawan-kawan d...