Langsung ke konten utama

Sunrise Terjebak Ilusi di Desa Limpoek Aceh Besar

Mentari Terbit di Desa Limpoek Aceh Besar

Matahari terbit perlahan ke dunia para makhluk hidup yang terjebak dalam ilusi di desa limpoek Aceh Besar dengan suasana Pagi yang terasa sepi.

Pagi itu, seusai shalat subuh saya duduk di bantaran tangga mesjid di gampoeng Lampoeh U Kopelma Darussalam. Terniat pagi ini harus terisi dengan melihat matahari terbit, sepulang dari mesjid bergegas menyiapkan peralatan kecil ku ya kamera bekas, dan memanaskan mesin kereta butut si merah yang selalu menemaniku berkelana. Ban kereta bergegas meninggalkan kosan para penderita mahasiswa yang masa depannya akan cerah. Doain ya sahabat.

Desa Limpoek adalah salah satu desa yang terletak di kabupaten Aceh Besar dan tidak jauh dari pusat kota Banda Aceh. desa yang mempunyai hamparan sawah yang luas ini selalu menjadi primadona bagi para pemburu matahari terbit. Matahari terbit tepat di sebelah bukit dan didekat Gunung Seulawah sungguh sangat indah dan patut kita syukuri akan nikmat yang diberikan oleh sang khaliq.

Untuk mendapatkan momen matahari terbit kala itu saya masuk sedikit ke lorong persawahan dan payau di desa tersebut, mata masih berselimut dan rabun-rabun tapi tetap semangat mencari posisi yang paling best untuk menikmati sang surya kembali bangun dari tidurya. Lorong itu kecil, dan sekecil hatimu tapi si Merah butut ku menerobos dan terus bergerak membawa anak manusia yang ingin melihat sunrise di desa limpoek. Dan saya pun tiba dilokasi, seberes memarkirkan sepeda motor, dan mengeluarkan kamera bekas saya siap-siap membidik momen yang diidamkan oleh para pemburu sunrise. Shutter atau tombol kamera saya tekan dan terciptalah sebuah gambar yang sahabat juga pasti senang akan suasana paginya.

Sunrise Terjebak Ilusi di Desa Limpoek Aceh Besar

Sunrise Terjebak Ilusi di Desa Limpoek Aceh Besar. Foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin

Dibalik Ranting-ranting yang hampir patah, sepatah perasaan ku yang kini sedang memupuk ditinggalkan olehnya, dia pergi dengannya yang dimana kisah klasik pernah tercipta. Sang Bola Bulat di balik awan-awan keputihan itu muncul perlahan dengan warna kuningnya yang merokah membuat hati ku adem dan sesekali ada nyanyian burung perkutut milik pak dolah melengkapi suasana pagi ini.


Hati boleh rapuh, tapi hari-hari harus dilanjutkan, berlari-lari mencari makna kehidupan wajib aku lakukan. Itulah pesan yang baik terlintas di pikiranku dikala sang surya terbit dengan semangatnya.

Sisi lain dari desa Limpoek adalah padi yang menguning sangat membuat para petani bahagia riang bergimbara. Teruntuk sahabat yang berpergian ke Banda Aceh jika mendapatkan momen melihat padi di gampoeng limpok mungkin akan terasa ikut bahagia yang tiada tara. 

Sunrise Terjebak Ilusi di Desa Limpoek Aceh Besar

Sunrise Terjebak Ilusi di Desa Limpoek Aceh Besar. Foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin

Hijau dan kuning membuat mata kita terjaga dan nuansa pagi bak di desa terasa. Dari musim dara hingga berbuah si padi akan terus ber syudud patuh para petani. Bagaimana sahabat tertarik kan untuk traveler ke Aceh, tunggu apalagi ayo kemari. 

Padi Menguning

Padi mulai menguning, senyuman para petani terbuka lebar. Rasa panen mulai dirasakan oleh petani setempat. Keinginan untuk Meuharkat (Berharkat) dalam bahasa Aceh red sangat dinantikan mereka. Doa-doa terus dipanjatkan, shalat malampun terus dilaksanakan menandakan bahwa syukur akan rahmatnya.

Embun Pagi di Padi

Embun Pagi di Padi Desa Limpoek. Foto oleh Nusantarafotograi/Imadul Auwalin

Tetesan air embun pagi di padi yang mulai panen kerap menjadi penyemangat pada hidupku yang rapuh, selain matahari terbit yang membuat ku bersemangat, melihat air embun pagi pun aku mulai bersemnagat. Tangkai padi mulai membungkuk, semakin hari kian berisi dan seperti ungkapan mengatakan; 
“Seperti Padi kian Berisi kian Merunduk”

Bagiku peribahasa tersebut mengandung arti bahwa “Teruntukku Terus lah Belajar dan Teruslah menebarkan kebaikan karena pada hakikatnya hidup ini untuk beramal dan akan kembali ke padanya".

Musim Panen 

Musim Panen Padi Gampoeng Limpoek

Musim Panen Padi Gampoeng Limpoek. Foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin

Sedikit bergeser dari topik, belum lengkap bahwasanya jikalau kita tidak melihat musim panen bagi para petani gampoeng limpok, soalnya diatas juga ada saya singgungkan. Musim Panen adalah Dalam bahasa aceh biasanya disebutkan Musem Keumeukoeh, bermakna kata tersebut yaitu musim panen. Kebanyakan orang aceh pada umumnya mereka tetap dengan cara tradisional untuk memptong padi, karena ukhuwah akan terasa sesama masyarakat. walaupun sekarang hal tersebut sudah pada hilang digantikan oleh mesin yang modern. Bagiku terasa sangat miris, yang dulu sangat terasa suasana di desa kian hari kian terkikir oleh era globalisisi.

Trik Mendapatkan Momen Sunrise

Nah, pada kesempatan ini saya saya selaku anak traveler juga berbagi sedikit untuk para sahabat mendapatkan momen Sunrise. Ada beberapa cara diantaranya:

1. Tidur Lebih Awal



Tidur lah untuk lebih awal, ini adalah poin pertama. Dengan tidur lebih awal sahabat akan terjaga lebih awal dan akan terjaga dengan tidar meraba-raba dan bersemangat untuk memburu sunrise.

2. Setel Alarm



Jangan lupa juga untuk menyetel alarm, pasang alarm di jam 05:00 subuh, itu akan membuat sahabat tidar terburu-buru. Untuk umat muslim kita sempatkan shalat shubuh dan selepasnya bisa membereskan kamar dan menyapu di ruang tamu atau di lain tempat.

3. Motor atau Mobil



Ini adalah hal yang paling utama sebenarnya selepas tidur paling awal, mengapa? Karena tanpa sepeda motor kita tidak bisa pergi untuk melihat sunrise apalagi letaknya sedikit jauh dari rumah.

4. Kamera 



Kamera adalah hal yang wajib bagi penikmat sunrise, soalnya dengan membidik momen kita akan terasa lebih nyaman, tidak hanya dengan kamera mirolles kamera hp juga boleh. Asalkan sahabat tau cara menggunakan dan tips dalam fotografi. Mungkin dilain kesempatan saya akan mengulas trik dalam fotografi.


Izinkanlah besok pagi tuhan masih memberikan kesempatan untuk ku terus berkelana mencari jati diri, izinkanlah duhai tuhan untuk ku menjalani hari-hari walau tanpanya. Sakit terasa bagaikan ditengah telaga daku berdayung hanya seorang diri tanpa ada dia disampingku. Di tinggal memang sakit tapi yang paling sakit adalah dari kita yang tidak bangkit dan terus menjalani hidup.

Teruntuk sahabat ada juga beberapa foto dimana foto tersebut saya abadikan dengan kamera hp xiaomi semoga membuat sahabat bahagia, foto ini masih di desa limpoek Aceh Besar.





Sunrise Terjebak Ilusi di Gampoeng Limpoek Aceh Besar. Foto oleh Nusantarafotografi/Imadul Auwalin. Hp Xiaomi

Ya walaupun dengan hp, sahabat para traveler bisa memanfaatkan dengan baik, tergantung dari skill sahabat punya, teruslah mengasah skill baik itu dalam fotografi dan menciptakan gambar yang baik. Apalagi dengan hp yang sekarang bisa jadi kamera nya bisa melebihi dari kamera DSLR. Tugas kita hanya mengasah skill dan terus belajar. 

Itulah Ragam Momen Sunrise Terjebak Ilusi di Desa Limpoek Aceh Besar yang saya abadikan di hari-hari ku yang sepi dan terbuai rasa olehnya. Berkali-kali kala itu dia buat nyaman tapi pada ujungnya hilang dan sudahlah itu semua menjadi kenangan buat saya dan teruntuk sahabat terus semangat jugaya. Jangan berputus asa dalam menjalani kehidupan.

#TravelBlogger #Travel #Nusantarafotografi #Sunrise #Sunrisedesalimpoek

Thanks You.

Jika ada yang ingin ditanyakan boleh di komentar di bawah ya sahabat.


See You Again




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aceh's forgotten political science roots!

To this day, the roots of political science, which is part of social science, are always taken from ancient Greece. Because of that, the names and works of ancient Greek philosophers of the 5th century BC (BC) such as Herodotus, Plato, Aristoteles are always the main references. Asian philosophers who are also considered the originators of political science are Confusius and Mensius as Chinese philosophers in the 4th century BC, while from Indonesia is Prapanca with his work Negarakertagama (see: Prof. Miriam Budiardjo, "Basics of Political Science", Publisher PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, page 5). The original title of the Negarakertagama manuscript was Desawarnana, meaning History of the Villages. Since it was rediscovered in a temple by the Dutch during an attack on one of the Balinese kingdoms in 1918, the old manuscript of Desawarnana was renamed Negarakertagama, meaning The Story of State Building. In the 1980s, I read the manuscript of Negarakertagama

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di Puncak Gunung Geurute Aceh Jaya

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di puncak Gunung Geurute Aceh Jaya salah satu kuliner yang wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke Aceh.  Sebelum pandemi Virus Covid-19 ada, saya masih menyimpan memori indah di puncak gunung geurute aceh jaya. Disela-sela waktu perkuliahan saya bersama rekan sahabat bepergian ke lintas barat aceh tepatnya ke puncak gunung geurute. Berbekal sepeda motor tua si merah yang kerap menemani saya berkelana kesana-kemari saya berangkat dari kota banda aceh dengan menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam. So, keinginan berlibur saya terwujudkan dan sembari menenangkan fikiran yang bebannya sangat berat bagi saya seorang Mahasiswa Fakultas x dengan project matakuliah yang sangat tidak masuk akal. Oleh karena itu saya memutuskan untuk rehat di hari sabtu yang sedikit tenang dan cerah.  Kehidupan Sebelum adannya virus covid 19 memang sangat verygood bagi semua orang tidak terkecuali pada diri saya. Dengan bebasnya kita masih bisa berkelana kesana-kemari se

Minggu Menyapa Kekasih Dalam Balutan Rindu

Hari minggu merupakan hari yang paling bahagia dan menurut wikipedia , hari minggu adalah hari pertama dalam satu pekan. Kata minggu diambil dari bahasa portugis, Domingo (dari bahasa latin dies Dominicus) yang berarti “dia do Senhor”, atau “hati Tuhan kita”. Sedangkan menurut saya hari minggu adalah hari dimana menyapa kekasih dalam balutan rindu. Wihh seperti pelukis dan penyair diatas batu yang bersandar di ranting kayu yang berdiri kokoh diantara bebatuan. Itulah makna dan hakikat bagi saya si anak pekelana dan traveller nusantara. Mentari keluar dari ufuknya menyemangati hati yang sedang gundah gulana, dan memberikan harapan baru untuk terus melangkah dan berinteraksi di dalam dunia yang fana dan hampa seperti hatimu yang setiap saat menyakiti perasaanku. Kopi dan nasi 5000 rb membuat perut kosong ku kembali hidup. Imajinasi dan tekad untuk menulis kisah dimasa muda menusuk dalam sanubari relung hatiku. Dengan uang yang seadanya saya memutuskan untuk mengukir kisah itu di hari mi