Langsung ke konten utama

Anak Negeri dan Perjalanan Ke Sekolah Di Pedalaman Kabupaten Bireuen

Virus corona atau covid-19 merupakan sebuah jenis penyakit yang sangat kejam, membunuh yang tidak berdosa dan tidak memandang usia seseorang. kerinduan kesekolah membuat anak-anak ingin berjumpa kawan-kawan lainnya. sebelum virus corona ini pernah saya kunjungi berjalan dan melihat begitu seriusnya anak negeri ini untuk belajar. menulis dan membaca merupakan kewajiban bagi anak-anak ketika disekolah. 
Awal bulan 3 tahun 2020 saya berkelana dan berjalan-berjalan disela kesibukan kuliah saya di salah satu universitas ternama di Aceh. berbekal kereta butut saya, saya beranjak mulai terbit mentari pagi hingga siang hari. di seputaran kabupaten Bireuen saya berjalan dan menyusuri ke daerah-daerah. ini adalah suatu hal yang sangat saya gemari dikarenakan saya berkeinginan suatu saat bisa melihat wajah-wajah anak yang ceria ini sukses dikemudia hari. dan doakan saya juga untuk berhasil seusai saya kuliah nanti. 

Berangkat ke Sekolah di Pagi Hari
Mentari pagi mengepakkan sayapnya, bocah di perkampungan mengayuh sepeda kesayangannya. berbekal bismillah semoga hari ini mendapatkan ilmu yang berlimpah. saya mengarahkan kamera ke arah seorang anak yang santai mengayuh sepedanya. sepi, jalanan masih sepi sesekali angin pagi menghembus membuat saya makin bergairah untuk menjalani hari yang di anugerahi Tuhan ini. foto ini saya buat di daerah kecamatan jangka. daerah pesisir di barat kabupaten Bireuen. 

Beranjak dari sana saya menghidupkan sepeda motor pergi ke kecamatan lain yakni kecamatan peusangan Selatan tidak jauh dengan kota Matang Glumpang Dua/ Kota Sate Matang, kuliner unik yang diakui oleh Dunia. disana saya melihat ada dua orang anak yang sedang sarapan pagi, mereka asik berdiskusi hingga kuping saya mendengar pembicaraan mereka, eh kata seorang temannya PR semalam sudah di buat belum dan teman yang disampingnya menjawab Sudah semalam saya di bantu sama Abang saya setelah aku mengaji. dan mereka lanjut makan sambil mengobrol-ngobrol. lantas saya terpikirkan Masa ini pernah ya saya rasakan walaupun berbeda tipis, dulu saya bicara soal PR pasti buatnya di sekolah lagi.hehehehe..

Makan bersama sahabat di Pagi Hari

Dari mata mereka terlihat begitu cerahnya masa depan mereka, saya yakin bahwasanya yang datang kesekolah dan mereka banyak berinteraksi dan aktif merekalah yang mendapatkan kemenangan tersebut. Di warung di samping sekolah setiap hari sang pemilik warung menyediakan makanan pagi untuk anak-anak sekolah dengan harga yang sangat-sangat murah. tapi Nasi yang dijual bisa mengeyangkan perut mereka dan perut saya, saya pun ikut makan di samping anak-anak ini karena laparnya Nauzubillah. soalnya jauh lah dari kecamatan Jangka Ke daerah Uteun Gathoem Peusangan Selatan. selesai makan saya beranjak hingga ke blangmane ya di ujung perkampungan kecamatan Pusangan Selatan. lagi-lagi masih dalam satu visi ya melihat anak-anak nusantara dalam belajar.
setiba disalah satu sekolah saya minta izin pada seorang ibuk diloket dan menjelaskan apa yang ingin saya carikan dan dipersilahkan masuk kedalam sekolah. saya mencarikan kelas paling kecil yaitu anak-anak kelas 1 SD, mungkin karena mereka tampak lebih imut-imut ketika kita lihat.

Proses Belajar Murid SD


Seorang Guru tetap Guru layaknya ibu kita dirumah, mereka senantiasa untuk berbagi ilmu dan kasih sayang untuk anak-anaknya. tampak seorang ibuk guru sedang mengajari anak-anak untuk menulis dan membaca. pernah bernostalgia selama beberapa menit selepas menfoto anak-anak tersebut, dulu saya juga pernah di posisi mereka saya selalu ditempatkan di posisi paling depan, kursi paling depan selalu saya yang isikan. Sahabat Pasti Kepo kan ? Saya jawab saja deh itu karena saya paling kecil, ya persis seperti anak yang sedang memegang pensil berwarna kuning tersebut, dan saya juga yang selalu diperhatikan oleh ibuk guru karena saya paling bandel tidak ingin duduk didepan dan bersikeras untuk duduk bersama teman lainnya di bangku paling belakang biar nampak anak-anak keren. walaupun demikian saya tidak dibiarkan untuk di belakang dan selalu harus didepan. dan berlaku hingga kelas 3 Min, dan ketika kelas 4-6 saya selalu ingin duduk didepan soalnya yang duduk didepan dicap patuh dan pandai, walaupun saya kurang bisa sih pelajaran terutama pelajaran Matematika. pelajaran yang dari dulu saya benci hingga kuliah kini.wkwkwk.

Saya menyampiri anak yang paling imut didepan terebut, mencoba saya foto lebih dekat. dan berkesempatan juga saya diberi keluluasa oleh ibuk guru untuk mengajar, mengajari mereka.
dan inilah foto beberapa anak-anak imut yang pernah saya ajari di kelas.

Murid SD

Tampak bengis dia guys..hahahahahaha...

Murid SD

Dek Aqila, dia anak yang sangat patuh apapun yang disuruh oleh gurunya dia turuti wajar saja dialah juara kelasnya, lalu saya duduk disebelahnya dia dengan malu-malu hanya menulis dan tidak memperdulikan saya yang diam-diam ingin melihat dia bicara, naasnya hanya harapan palsu deh selama 5 menit di dekatnya sepatah katapun tidak keluar dari mulutnya dan asik saja menulis.

Dan didalam kelas saya sudah habis waktu untuk menyapa mereka dan pergantian pelajaran tiba, saya pamit kepada ibu dan kepada anak-anak, mereka ternyata sangat senang dengan kehadiran saya. diluar sudah tampak beberapa anak-anak yang sedang berolahraga dengan dibimbing oleh seorang bapak dan ibu guru. mereka sepertinya dibekali untuk membuat lapangan bola. dan saya menyapa mereka dan dibalas senyum yang memperbolehkan saya bergabung dengan mereka. 

Belajar mata Pelajaran Olahraga

Antusias guru dan bapak guru dalam membekali anak-anak kecil memang pantas disebutkan orang yang tidak dapat dibalas budinya. mengajari kita semua hingga menjadi orang-orang hebat di Seluruh negeri. itulah yang saya rasakan hingga sekarang, mungkin tanpa mereka guru saya tidak bisa di posisi sekarang ya sebagai mahasiswa yang mengeyam pendidikan di Banda Aceh. terimakasih guru.

Setelah semua selesai dan saya menemukan kepuasan yang luar biasa senangnya karena telah mengingatkan saya pada masa-masa emas saya. berpamitan kepada guru disana saya pun melanjutkan perjalanan ke rumah family di Tanjong Beulidi sambil menyapa saudara. dan itulah akhir perjalanan yang saya rajut di sela-sela kesibukan saya sebagai mahasiswa. 

Semoga bisa bermanfaat untuk semua, terimakasih sudah membaca cerita travelling saya berkelana ke sekolah yang ada di daerah saya sendiri, SEE YOU NEXT TIME.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aceh's forgotten political science roots!

To this day, the roots of political science, which is part of social science, are always taken from ancient Greece. Because of that, the names and works of ancient Greek philosophers of the 5th century BC (BC) such as Herodotus, Plato, Aristoteles are always the main references. Asian philosophers who are also considered the originators of political science are Confusius and Mensius as Chinese philosophers in the 4th century BC, while from Indonesia is Prapanca with his work Negarakertagama (see: Prof. Miriam Budiardjo, "Basics of Political Science", Publisher PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, page 5). The original title of the Negarakertagama manuscript was Desawarnana, meaning History of the Villages. Since it was rediscovered in a temple by the Dutch during an attack on one of the Balinese kingdoms in 1918, the old manuscript of Desawarnana was renamed Negarakertagama, meaning The Story of State Building. In the 1980s, I read the manuscript of Negarakertagama

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di Puncak Gunung Geurute Aceh Jaya

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di puncak Gunung Geurute Aceh Jaya salah satu kuliner yang wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke Aceh.  Sebelum pandemi Virus Covid-19 ada, saya masih menyimpan memori indah di puncak gunung geurute aceh jaya. Disela-sela waktu perkuliahan saya bersama rekan sahabat bepergian ke lintas barat aceh tepatnya ke puncak gunung geurute. Berbekal sepeda motor tua si merah yang kerap menemani saya berkelana kesana-kemari saya berangkat dari kota banda aceh dengan menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam. So, keinginan berlibur saya terwujudkan dan sembari menenangkan fikiran yang bebannya sangat berat bagi saya seorang Mahasiswa Fakultas x dengan project matakuliah yang sangat tidak masuk akal. Oleh karena itu saya memutuskan untuk rehat di hari sabtu yang sedikit tenang dan cerah.  Kehidupan Sebelum adannya virus covid 19 memang sangat verygood bagi semua orang tidak terkecuali pada diri saya. Dengan bebasnya kita masih bisa berkelana kesana-kemari se

Minggu Menyapa Kekasih Dalam Balutan Rindu

Hari minggu merupakan hari yang paling bahagia dan menurut wikipedia , hari minggu adalah hari pertama dalam satu pekan. Kata minggu diambil dari bahasa portugis, Domingo (dari bahasa latin dies Dominicus) yang berarti “dia do Senhor”, atau “hati Tuhan kita”. Sedangkan menurut saya hari minggu adalah hari dimana menyapa kekasih dalam balutan rindu. Wihh seperti pelukis dan penyair diatas batu yang bersandar di ranting kayu yang berdiri kokoh diantara bebatuan. Itulah makna dan hakikat bagi saya si anak pekelana dan traveller nusantara. Mentari keluar dari ufuknya menyemangati hati yang sedang gundah gulana, dan memberikan harapan baru untuk terus melangkah dan berinteraksi di dalam dunia yang fana dan hampa seperti hatimu yang setiap saat menyakiti perasaanku. Kopi dan nasi 5000 rb membuat perut kosong ku kembali hidup. Imajinasi dan tekad untuk menulis kisah dimasa muda menusuk dalam sanubari relung hatiku. Dengan uang yang seadanya saya memutuskan untuk mengukir kisah itu di hari mi