Pernahkah anda membayangkan ke mana larinya air hujan yang membasahi bumi? Sebagian dari air meresap ke dalam tanah, sebagian dari air lainnya mengalir di permukaan tanah (over land flow) untuk kemudian mengalir di saluran-saluran seperti parit, selokan, gorong-gorong, dan kemudian masuk ke dalam sungai. Ada lagi sebagian yang menguap (evaporasi dan transpirasi). Air yang menguap sanggatlah sedikit, sehingga dalam perhitungan "banjir" dan ketersediaan air tanah, terkadang bisa diabaikan. Tetapi air yang mengalir ke permukaan tanah sebagai limpasan (over land flow), dan air yang masuk ke dalam tanah wajib diperhitungkan.
Bagaimana cara menghitungnya?
Pertama, kita lakukan adalah mengukur jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi. Ukuran dari curah hujan adalah milimeter(mm). Bagaimana cara membayangkan ukuran dari curah hujan? Bayangkan anda memiliki sebuah kotak kaca (mirip aquarium) yang terbuka di bagian atasnya. Taruhlah kotak kaca di halaman, sehingga ketika terjadi hujan, air hujan akan tertampung di dalamnya.
Contohnya kotak kaca anda memiliki ukuran luas 1 meter kali satu meter, dan ketinggian 1 meter juga. Saat terjadi hujan selama 2 jam dengan angka 20 mm/jam, maka air hujan tertampung ke dalam kotak kaca anda dengan ketinggian air 40 mm. Berapa volume air yang ada di dalam kotak kaca anda? Cara menghitungnya ialah Volume air yang tertampung adalah luas dikalikan tinggi air, Luas = 1000 mm x 1000 mm dengan ketinggian air 40 mm, maka hasilnya adalah 40.000 mm3 atau 0,004 m3.
Pertama, kita lakukan adalah mengukur jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi. Ukuran dari curah hujan adalah milimeter(mm). Bagaimana cara membayangkan ukuran dari curah hujan? Bayangkan anda memiliki sebuah kotak kaca (mirip aquarium) yang terbuka di bagian atasnya. Taruhlah kotak kaca di halaman, sehingga ketika terjadi hujan, air hujan akan tertampung di dalamnya.
Contohnya kotak kaca anda memiliki ukuran luas 1 meter kali satu meter, dan ketinggian 1 meter juga. Saat terjadi hujan selama 2 jam dengan angka 20 mm/jam, maka air hujan tertampung ke dalam kotak kaca anda dengan ketinggian air 40 mm. Berapa volume air yang ada di dalam kotak kaca anda? Cara menghitungnya ialah Volume air yang tertampung adalah luas dikalikan tinggi air, Luas = 1000 mm x 1000 mm dengan ketinggian air 40 mm, maka hasilnya adalah 40.000 mm3 atau 0,004 m3.
Menghitung Volume Hujan
Bagaimana cara menghitung jumlah curah air hujan di suatu wilayah? Gampang, sama persis dengan menghitung volume dalam kotak kaca kita. Tinggal mengalikan ketebalan hujan yang jatuh dan luas area.
Batas DAS
Bagaimana cara menentukan luas area hujannya? Secara hidrologis, kita menggunakan batas DAS. Das adalah sebuah kawasan, dimana ketika air hujan jatuh ke permukaan bumi atau tanah, maka air itu mengalir dan keluar dari pintu keluar (Outlet) yang sama. Biasanya outletnya adalah muara sungai utama Das dan biasanya dinamakan berdasar nama sungai utama.
Air yang jatuh di sebuah DAS akan masuk ke saluran-saluran (yang ada di DAS tersebut), kemudian masuk ke dalam anak sungai (yang ada di DAS tersebut), kemudian masuk ke dalam "Sungai Utama" (Yang ada di DAS tersebut). Terakhir, air akan masuk ke lautan melalui pintu tunggal, yaitu muara.
Dengan peralatan tertentu (Terlalu teknis jika diuraikan), jumlah "debit banjir" yang keluar dari "outlet tunggal" itu bisa dihitung. Caranya dengan mengurangi "jumlah total air hujan yang jatuh di sebuah DAS" dengan debit "aliran dasar" dari "Sungai utama dari DAS" tersebut.
Dengan peralatan tertentu (Terlalu teknis jika diuraikan), jumlah "debit banjir" yang keluar dari "outlet tunggal" itu bisa dihitung. Caranya dengan mengurangi "jumlah total air hujan yang jatuh di sebuah DAS" dengan debit "aliran dasar" dari "Sungai utama dari DAS" tersebut.
Berapa total air hujan yang jatuh ke dalam DAS?
Sama persis dengan cara menghitung volume air dan air hujan yang jatuh ke dalam sekotak kaca aquarium. Volumenya adalah "ketebalan air hujan yang jatuh x luas DAS. Jumlah air yang masuk di sebuah DAS biasanya lebih besar dibanding jumlah debit banjir yang keluar dari "outlet" atau muara sungai dari DAS tersebut. Mengapa? karena sebagian dari air itu akan meresap ke dalam tanah melalui infiltrasi, kemudian masuk ke lapisan "AQUIFER" (lapisan tanah yang mampu menampung dan menyimpan air" melalui proses perkolasi menjadi "Air Bawah Tanah". Air itu kemudian mengalir melalaui "aliran bawah tanah" (Base Flow) yang akan menjadi sumber dari aliran sungai dan air tanah kita.
Jumlah air yang melimpah adalah jumlah air yang keluar dari outlet 9setelah dikurangi base flow). Sedangkan jumlah air hujan yang jatuh adalah ketebalan hujan dikalikan luas DAS. Koefisien infiltrasi dari DAS tersebut adalah jumlah air yang meresap dibagi jumlah air yang melimpah. Semakin kecil koefisien infiltrasi DAS, semakin besar air yang melimpah menjadi banjir. Ketika anda melihat koefisien infiltrasi semakin kecil dari tahun ke tahun, maka banjir akan semakin besar dari tahun ke tahun.
Perubahan penggunaan lahan, terutama dari hutan/perkebunan menjadi pertanian/ permukiman akan mengurangi kemampuan tanah meresapnya air ke dalam tanah (memperkecil koefisien infiltrasi). Perubahan penggunaan lahan yang tidak terkontrol adalah penyebab utama terjadinya banjir dan keringnya sungai. Perencanaan wilayah yang tepat adalah kunci utama dalam menghadapi permasalahan banjir, longsor dan bencana kekeringan. Wallahua'alam.
Komentar