Langsung ke konten utama

DAS & CARA MENGHITUNG DEBIT BANJIR

Pernahkah anda membayangkan ke mana larinya air hujan yang membasahi bumi? Sebagian dari air meresap ke dalam tanah, sebagian dari air lainnya mengalir di permukaan tanah (over land flow) untuk kemudian mengalir di saluran-saluran seperti parit, selokan, gorong-gorong, dan kemudian masuk ke dalam sungai. Ada lagi sebagian yang menguap (evaporasi dan transpirasi). Air yang menguap sanggatlah sedikit, sehingga dalam perhitungan "banjir" dan ketersediaan air tanah, terkadang bisa diabaikan. Tetapi air yang mengalir ke permukaan tanah sebagai limpasan (over land flow), dan air yang masuk ke dalam tanah wajib diperhitungkan.
Banjir Aceh Tamiang. Foto Humas Aceh
Bagaimana cara menghitungnya?
Pertama, kita lakukan adalah mengukur jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi. Ukuran dari curah hujan adalah milimeter(mm). Bagaimana cara membayangkan ukuran dari curah hujan? Bayangkan anda memiliki sebuah kotak kaca (mirip aquarium) yang terbuka di bagian atasnya. Taruhlah kotak kaca di halaman, sehingga ketika terjadi hujan, air hujan akan tertampung di dalamnya.
Contohnya kotak kaca anda memiliki ukuran luas 1 meter kali satu meter, dan ketinggian 1 meter juga. Saat terjadi hujan selama 2 jam dengan angka 20 mm/jam, maka air hujan tertampung ke dalam kotak kaca anda dengan ketinggian air 40 mm. Berapa volume air yang ada di dalam kotak kaca anda? Cara menghitungnya ialah Volume air yang tertampung adalah luas dikalikan tinggi air, Luas = 1000 mm x 1000 mm dengan ketinggian air 40 mm, maka hasilnya adalah 40.000 mm3 atau 0,004 m3.

Menghitung Volume Hujan
Bagaimana cara menghitung jumlah curah air hujan di suatu wilayah? Gampang, sama persis dengan menghitung volume dalam kotak kaca kita. Tinggal mengalikan ketebalan hujan yang jatuh dan luas area. 

Batas DAS
Bagaimana cara menentukan luas area hujannya? Secara hidrologis, kita menggunakan batas DAS. Das adalah sebuah kawasan, dimana ketika air hujan jatuh ke permukaan bumi atau tanah, maka air itu mengalir dan keluar dari pintu keluar (Outlet) yang sama. Biasanya outletnya adalah muara sungai utama Das dan biasanya dinamakan berdasar nama sungai utama. 
DAS Jambo Aye-Foto Junaidi Hanafiah
Air yang jatuh di sebuah DAS akan masuk ke saluran-saluran (yang ada di DAS tersebut), kemudian masuk ke dalam anak sungai (yang ada di DAS tersebut), kemudian masuk ke dalam "Sungai Utama" (Yang ada di DAS tersebut). Terakhir, air akan masuk ke lautan melalui pintu tunggal, yaitu muara.
Dengan peralatan tertentu (Terlalu teknis jika diuraikan), jumlah "debit banjir" yang keluar dari "outlet tunggal" itu bisa dihitung. Caranya dengan mengurangi "jumlah total air hujan yang jatuh di sebuah DAS" dengan debit "aliran dasar" dari "Sungai utama dari DAS" tersebut. 

Berapa total air hujan yang jatuh ke dalam DAS?
Sama persis dengan cara menghitung volume air dan air hujan yang jatuh ke dalam sekotak kaca aquarium. Volumenya adalah "ketebalan air hujan yang jatuh x luas DAS. Jumlah air yang masuk di sebuah DAS biasanya lebih besar dibanding jumlah debit banjir yang keluar dari "outlet" atau muara sungai dari DAS tersebut. Mengapa? karena sebagian dari air itu akan meresap ke dalam tanah melalui infiltrasi, kemudian masuk ke lapisan "AQUIFER" (lapisan tanah yang mampu menampung dan menyimpan air" melalui proses perkolasi menjadi "Air Bawah Tanah". Air itu kemudian mengalir melalaui "aliran bawah tanah" (Base Flow) yang akan menjadi sumber dari aliran sungai dan air tanah kita. 

Jumlah air yang melimpah adalah jumlah air yang keluar dari outlet 9setelah dikurangi base flow). Sedangkan jumlah air hujan yang jatuh adalah ketebalan hujan dikalikan luas DAS. Koefisien infiltrasi dari DAS tersebut adalah jumlah air yang meresap dibagi jumlah air yang melimpah. Semakin kecil koefisien infiltrasi DAS, semakin besar air yang melimpah menjadi banjir. Ketika anda melihat koefisien infiltrasi semakin kecil dari tahun ke tahun, maka banjir akan semakin besar dari tahun ke tahun.

Perubahan penggunaan lahan, terutama dari hutan/perkebunan menjadi pertanian/ permukiman akan mengurangi kemampuan tanah meresapnya air ke dalam tanah (memperkecil koefisien infiltrasi). Perubahan penggunaan lahan yang tidak terkontrol adalah penyebab utama terjadinya banjir dan keringnya sungai. Perencanaan wilayah yang tepat adalah kunci utama dalam menghadapi permasalahan banjir, longsor dan bencana kekeringan. Wallahua'alam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di Puncak Gunung Geurute Aceh Jaya

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di puncak Gunung Geurute Aceh Jaya salah satu kuliner yang wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke Aceh.  Sebelum pandemi Virus Covid-19 ada, saya masih menyimpan memori indah di puncak gunung geurute aceh jaya. Disela-sela waktu perkuliahan saya bersama rekan sahabat bepergian ke lintas barat aceh tepatnya ke puncak gunung geurute. Berbekal sepeda motor tua si merah yang kerap menemani saya berkelana kesana-kemari saya berangkat dari kota banda aceh dengan menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam. So, keinginan berlibur saya terwujudkan dan sembari menenangkan fikiran yang bebannya sangat berat bagi saya seorang Mahasiswa Fakultas x dengan project matakuliah yang sangat tidak masuk akal. Oleh karena itu saya memutuskan untuk rehat di hari sabtu yang sedikit tenang dan cerah.  Kehidupan Sebelum adannya virus covid 19 memang sangat verygood bagi semua orang tidak terkecuali pada diri saya. Dengan bebasnya kita masih bisa berkelana kesana-kemari se

Minggu Menyapa Kekasih Dalam Balutan Rindu

Hari minggu merupakan hari yang paling bahagia dan menurut wikipedia , hari minggu adalah hari pertama dalam satu pekan. Kata minggu diambil dari bahasa portugis, Domingo (dari bahasa latin dies Dominicus) yang berarti “dia do Senhor”, atau “hati Tuhan kita”. Sedangkan menurut saya hari minggu adalah hari dimana menyapa kekasih dalam balutan rindu. Wihh seperti pelukis dan penyair diatas batu yang bersandar di ranting kayu yang berdiri kokoh diantara bebatuan. Itulah makna dan hakikat bagi saya si anak pekelana dan traveller nusantara. Mentari keluar dari ufuknya menyemangati hati yang sedang gundah gulana, dan memberikan harapan baru untuk terus melangkah dan berinteraksi di dalam dunia yang fana dan hampa seperti hatimu yang setiap saat menyakiti perasaanku. Kopi dan nasi 5000 rb membuat perut kosong ku kembali hidup. Imajinasi dan tekad untuk menulis kisah dimasa muda menusuk dalam sanubari relung hatiku. Dengan uang yang seadanya saya memutuskan untuk mengukir kisah itu di hari mi

Aceh's Historical Relations with Singapore

Nanggroe Aceh Darussalam has a close historical relationship with Singapore . In the past, Sang Nila Utama was the founder of the ancient Singapore kingdom. When Singapore was attacked by the Majapahit Kingdom and the Kingdom of Singapore lost, in the end the descendants of the Main Indigo named Parameswara founded the Kingdom of Malacca. After the malak kingdom began, Singapore became the territory of Malacca.  When Malacca was defeated by the Portuguese in 1511, the kingdom of Johor was established, the territory of Singapore then also became the territory of Johor. During the Aceh Darussalam Sultanate led by Sultan Iskandar Muda Perkasa Alam Darmawangsa Tun Pangkat (1607-1636), the Aceh Sultanate with reinforcements from the Ottoman Turkish fleet conquered the territory of Johor and liberated the Malay lands from Portuguese clutches. After the Portuguese colonists were displaced, the territory of Singapore and Batu Puteh Island, located at the meeting point of the Singapore Strait w