Langsung ke konten utama

LHOKMATA IE SYURGANYA PARA PELANCONG ACEH BESAR

Barisan Pemuda Lampoh Ue Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh di sebuah warkop Kampus Kupi. Cerita dalam segelas air kopi menghantarkan kami ke sebuah tempat syurga di ujung barat negeri ini. Hasil dari musyawarah terbentuklah tim “LAMPOH UE SQUAD” dan alhamdulillah kami jadi berangkat esok harinya.

Jadi pada malam itu, kami membentuk siapa yang menjadi ketua regu, anggota dan hal lainya. Dan bahan apa saja yang harus kami bawakan, dan bagaimana kesiapan lainnya. Saya sendiri berposisi sebagai fotografer dan seperti yang mereka ketahui saya seorang travel phoography. Pastinya mereka sangat senang karena semua bagian dokumentasi di serahkan penuh atas tanggung jawab saya.

Setelah semua selesai, keesokan harinya kami berangkat. Pagi harinya sekitar jam 9 kami beranjak dari kopelma darussalam ke ujung pancu, setiba disana sudah tersedia tempat peninggalan sepeda motor dengan tarif per sepeda motor sekitar Rp 5000 saja. Murah kan.

Dan tim pun berkumpul, setelah mendengar arahan dari ketua kami langsung track melewati lembah yang terjal, perjalanan pun dimulai.

Lhokmata ie Syurganya para pelancong Aceh Besar
Lhokmata Ie Syurganya Para Pelancong Aceh Besar

Perjalanan ke Lhokmata ie tidak lah jauh, bisa ditempuh 45 menit saja, itupun tergantung dari siapnya fisik rakan-rakan semua. Dan alhamdulillah saya sangat sanggup walau kenyataannya badan saya kecil dan kurus kerempeng akibat suka bergadang. Tapi semangat saya untuk beranjak pergi sangatlah tinggi, mungkin karena naluri saya sebagai seorang travel photography. Soalnya saya pernah mendengar bahwa yang dikerjakan dengan hobby mana ada capeknya. Kicauan burung ia (sambil senyum-senyum sendiri harapnya dia melihat) Siapa entah lah !

Setiba di post 1 ada beberapa teman yang istirahat, mereka lelah dan capek. Faktor usia yang membuat mereka harus meregakan otot-otot mereka, tapi saya masih sangat strong. Dan setelah 7-9 menit berisirahat kami pun melanjutkan perjalanan dan tidak ada lagi istirahat di post selanjutnya. Dan alhamdulillah tiba ditempat yang dimaksud: Ujong Lhokmata Ie Aceh Besar.

DAY ONE

Hari pertama kami tiba disana, kami mendirikan tenda-tenda kecil dan meletakkan barang bawaan kami sesuai arahan komandan/ ketua regu. Dan setelah selesai. Saaatnya happy-happy sambil melepaskan penat setelah terjangnya trackking yang terjal. Alih-alih istirahat saya langsung explore keindahan alamnya, foto kesana kemari dan membuat cuplikan insta story instagram untuk di post pada saat ada sinyal di kota nanti, ujamku dalam hati eh ternyata ada sinyal hp walau tidak bagus dan bisa untuk update dan browsing.

Melihat sudah siang hari, saya kembali ke tenda dan sebagian pada masih sibuk dengan rutinitas sendiri, selfie atau duduk termenung sendiri dekat dengan air laut seperti bang lek, nama panggilan yang sering saya sebutkan.

Makan Siang

Ada Yang Lagi Makan Siang Rupanya, Bang Lek dengan Pak Guru

Btw kalau mau lihat foto saya juga boleh, pada kangen kan, asik cerita senang-senangnya saja.

Foto saya Imadul Auwalin

Nah Gimana Persis seperti cerita diatas kan, orangnya hitam manis, kurus dan tampaknya strong amat. Hehehe..

Okay lanjut cerita deh. Tiba saatnya makan siang, dengan bekal yang dibawakan tadi. Selesai makan sebagian dari kami ada yang berswa foto lagi-lagi saya yang dipanggil untuk mengfotokan mereka, mau tidak mau ya harus di turutin deh udah tanggung jawab mau gimana lagi. Dasar.

MALAM HARI

Malam pun menyahut, eh sebelum datangnya malam boleh dong aku ceritain sedkit, sebenarnya aku itu anak senja banget, sangat suka melihat panorama senja sambil menikmatinya sepeerti anak indie yang sedang patah hati, padahal mau patah hati untuk siapa coba. Ada deh, adek ithu..

Senja di Lhokmata Ie

Senja Di Lhokmata Ie

Indah bukan?

Indah lah. Pengennya disetiap waktu duduk disana sambil melihat indahnya ciptaan Rabku. Maybe, Indahnya Senja kalau menikmati denganmu. Iya dengan kamu yang lagi baca cerita perjalanan aku…

Bacoot deh!

Nyanyian rayu gombal alampun aku senandungkan, Berpuisi sendiri dan banyak lagi kata indah disaat senja, dan Jin pun menanti, hehehe. Selepas dari itu saya pergi shalat magrib. Dan rekan lainnya juga ikut shalat.

Malampun datang, kami masak indomie dan makan bersama-sama. Bukan indomie saja kami bakar ayam guys…

Menyiapkan Ayam Bakar

Bang Adi lagi menyiapkan Ayam yang dibakar nanti malam

Angin sepoi-sepoi menusuk sanubari tulang dan relung hatiku, kian malam hati semakin ingin bercerita lanjut sambil terbesit patah hati yang entah kenapa saya menemani kawan-kawan untuk memanggang ayam bakar..

Lazizzz…

Sebelum matahari ikut tenggelam

Sebelum Matahari ikut Tenggelam

Nah malam tiba, dan kawan-kawan pada sibuk, ada yang mensiapkan alat atau bumbu ayamnya, ada yang mengambil kayu dan lain sebagainya.

ayam bakar

Ayam Mulai Kami Bakar

Urusan bakar kami serahkan kepada bang adi, beliau jagonya yang lain Cuma ikut membantu saja. Dan saya hanya meniup-niup api saja, nampak kan kerjanya…

Setelah beberapa menit ayampun siap disaji, dan tim pun mulai nampak, gimana tidak nampak sudah mulai lapar..

Waktunya makan

Setealah makan, duduk sambil rileks sedikit dan kembali sebagian dari kami menunaikan ibadah shalat insya. Dan sayapun ikut shalat.

Shalat Magrib
 

Shalat merupakan tiang agama, walau kita berpergian kemanapun tidak boleh kita lupakan ya, bagi umat islam.

Percikan air laut, dentuman ombak seakan membawa kita lebih jauh, dan seakan membuat malam begitu indah dan romantis, sangat cocok buat nostalgia masa-masa terindah deh.


Lanjut Cerita Di Malam Hari

Malam dengan alunan lagu yang dibawakan oleh rekan-rekan kian melengkapi malam itu, dilanjutkan dibuatkan air kopi terasa enak sekali.

Kopian rindu

Kopian Rindu

Air kopi rindu kami namakan, mengapa? Nah kawan-kawan pasti penasaran. Layaknya kami ungkit kisah klasik anak desa yang sedang jatuh cinta kepada anak desa pula, dulu di ibaratkan air kopi rindupun tiba, dia ingin bertemu dengannya dan alhasil kian tahun tidaklah ketemu, mungkin suatu saat tuhan mempertemukan mereka..

Rasa yang luar biasa nikmat ditambah manis saya pun terbuai akan air kopi tersebut, menghabiskan malam di atas batu sambil isak tangis dalam kesepian merebahkan badan dan suara ombak sahut-sahutan meamanggil jiwa saya untuk terus mengibakan dia seorang, naas air kopi pun sudah habis.

Saya Imadul Auwalin

Saya dan Kopian Rindu

Kepergianmu pun masih bisa kutersenyum sambil menikmati secangkir kopian rindu. Sulit memang, tapi apa boleh buat.

Sendiri menepi dalam diam

Sendiri Menepi dalam diam

Ya, horee..

Bukan saya saja yang ikut meluapkan kepedihan ini, bang lek/aris pun ikut melamun, merefleksikan fikirannya dalam diamnya malam, terabaikan. Terabadikan sebuah foto di tengah malam. Beliau sambil benyanyi-nyanyi meneteskan air mata, ikut terbawa suasana. Kekasihnya pergi juga eakkk. Kasian sih, tapi takut ngenganggu orang tua. Usianya lebih tua dari saya sekitar 4 tahunan.

Selesai semuanya, sayapun kembali ketenda dan tidur pulas. Sambil berharap bermimpi indah “KOPI RINDU” dan berharap bertemu dengannya dalam mimpi eh rupanya yang datang mimpi pahit, mimpi about kuliah ku yang tak kunjung tamat-tamat, heummmmmm… sudahlah tuhan juga kasian pada waktunya.

SINARAN MENTARI PAGI

Morning

Ketua Baru Bangun 

Shalat

Bang Adi Melaksanakan Shalat

Selesai melaksanakan shalat saya menyempatkan foto-foto nuansa pagi di pantai lhokmata ie, terasa tenang dan adem. Coba liat foto dibawah ini.

pagi

Morning

 Pagi memang waktu terbaik untuk melupakan masa lalu termasuk cerita semalam. Luka yang dibawa ke masa depan memang tidaklah baik. Gumamku.

Memotivasi diri sendiri jauh lebih baik, terus menatap masa depan dengan kejadian masa lalu sebagai bahan acuan untuk terus belajar dan belajar. Walau masa depan sangatlah payah.

Tapi tanpa menikmati masa kini, untuk apa juga hidup :d
Saya imadul auwalin

Selfie Time, yang lain pada tidur

Singkat cerita, saya membantu rakan-rakan dalam memasak, kali ini hanya indomie sejuta selera umat manusia. Dengan racikan saya pasti enak. Coba saja dia yang rasa, si kopi rindu semalam. Eh bahas dia lagi ngapain sih.

 

Saya Imadul Auwalin

Saya Sedang Menyiapkan Indomie Seleraku

 Pada makyus karena ada ikut tangan saya menyiapkan makanan buat semuanya. Dengan berbekal apa adanya saya membagikan sama rata. Skill ini harus kalian pelajari ya mana tau sangat berguna, biasa anak kampung mah sudah terbiasa dengan beginian..

Dan setelah semuanya siap, kami lanjut makan. Bagi anak instagram yang harus update saya fotokan lah indomie nya mana tau mereka terbawa senang ikut merasakan suasananya.

Indomie

Tanpa ada yang ketahui ternyata seseorang sudah menyiapkan kopi rindu semalam. Dasar. Mengingatkan saja kisah klasik saya, tanpa basa basipun saya ikut merasakan nikmatnya kopi rindu pada pagi hari.

Kopi Rindu

                            Kopi Rindu

Cerita nya kami selesai makan-makan dan mengaksikan setengah hari untuk mandi-mandi di pantai. Dengan kejernihan air kami memuaskan nafsu kami untuk mandi secara bersama-sama. Sepertinya masih ada sih foto nya waktu kami mandi tapi banyak aurat yang nampak, gak boleh.

Selesai mandi kami menyiapkan semua peralatan, menggulung tenda, dan membereskan tempat kami camping tanpa mensisakan sampah karena menjaga kebersihan itu wajib.

Membakar Sampah

Terlihat ketua kami sedang membakar sisa sampah-sampah kami

Pesan moralnya: “janganlah kamu merusak alam tempat kamu explore karena alam akan senantiasa baik untuk semua”

Pemuda Kopelma Darussalam

Terimakasih "TIM LAMPOEH UE SQUAD"

Salam untuk semuanya yang telah mendengar cerita saya dan kawan-kawan sebuah tempat bagaikan syurga tersembunyi di bukit-bukit di aceh besar tepanya dengan nama : LHOKMATA IE

Note : bagi yang ingin mengunjungi boleh kontak saya dengan cara DM di Instagram @imadulauwalin.

 

Senja di Lhokmata ie

SEE YOU NEXT TIME. #SALAMTRAVELINGNUSANTARA

#CERITAIMADULAUWALIN #LHOKMATAIE #TRAVEL #TRAVELPHOTOGRAPHY #ACEH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aceh's forgotten political science roots!

To this day, the roots of political science, which is part of social science, are always taken from ancient Greece. Because of that, the names and works of ancient Greek philosophers of the 5th century BC (BC) such as Herodotus, Plato, Aristoteles are always the main references. Asian philosophers who are also considered the originators of political science are Confusius and Mensius as Chinese philosophers in the 4th century BC, while from Indonesia is Prapanca with his work Negarakertagama (see: Prof. Miriam Budiardjo, "Basics of Political Science", Publisher PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, page 5). The original title of the Negarakertagama manuscript was Desawarnana, meaning History of the Villages. Since it was rediscovered in a temple by the Dutch during an attack on one of the Balinese kingdoms in 1918, the old manuscript of Desawarnana was renamed Negarakertagama, meaning The Story of State Building. In the 1980s, I read the manuscript of Negarakertagama

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di Puncak Gunung Geurute Aceh Jaya

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di puncak Gunung Geurute Aceh Jaya salah satu kuliner yang wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke Aceh.  Sebelum pandemi Virus Covid-19 ada, saya masih menyimpan memori indah di puncak gunung geurute aceh jaya. Disela-sela waktu perkuliahan saya bersama rekan sahabat bepergian ke lintas barat aceh tepatnya ke puncak gunung geurute. Berbekal sepeda motor tua si merah yang kerap menemani saya berkelana kesana-kemari saya berangkat dari kota banda aceh dengan menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam. So, keinginan berlibur saya terwujudkan dan sembari menenangkan fikiran yang bebannya sangat berat bagi saya seorang Mahasiswa Fakultas x dengan project matakuliah yang sangat tidak masuk akal. Oleh karena itu saya memutuskan untuk rehat di hari sabtu yang sedikit tenang dan cerah.  Kehidupan Sebelum adannya virus covid 19 memang sangat verygood bagi semua orang tidak terkecuali pada diri saya. Dengan bebasnya kita masih bisa berkelana kesana-kemari se

Minggu Menyapa Kekasih Dalam Balutan Rindu

Hari minggu merupakan hari yang paling bahagia dan menurut wikipedia , hari minggu adalah hari pertama dalam satu pekan. Kata minggu diambil dari bahasa portugis, Domingo (dari bahasa latin dies Dominicus) yang berarti “dia do Senhor”, atau “hati Tuhan kita”. Sedangkan menurut saya hari minggu adalah hari dimana menyapa kekasih dalam balutan rindu. Wihh seperti pelukis dan penyair diatas batu yang bersandar di ranting kayu yang berdiri kokoh diantara bebatuan. Itulah makna dan hakikat bagi saya si anak pekelana dan traveller nusantara. Mentari keluar dari ufuknya menyemangati hati yang sedang gundah gulana, dan memberikan harapan baru untuk terus melangkah dan berinteraksi di dalam dunia yang fana dan hampa seperti hatimu yang setiap saat menyakiti perasaanku. Kopi dan nasi 5000 rb membuat perut kosong ku kembali hidup. Imajinasi dan tekad untuk menulis kisah dimasa muda menusuk dalam sanubari relung hatiku. Dengan uang yang seadanya saya memutuskan untuk mengukir kisah itu di hari mi