Langsung ke konten utama

Keindahan Pantai Teluk Jantang Aceh Besar

Aceh laksana taman surga yang di anugerahi oleh sang pencipta kita. laut dan gunung menghiasi negeri ini. di minggu yang tenang dua insan sahabat merencanakan jalan-jalan menghabiskan minggu yang kelabu bak cinta yang tak direstui oleh pasangannya masing-masing, bernasib yang sama membuat dua insan ini ingin meluapkan cerita kelamnya. 


Minggu itu sangat tenang, nyaman di pagi masih yang cerah secerah harapan kami masa depan. seusai ngopi pagi salah satu warkop di darussalam. dua insan itu ingin beranjak ketempat yang belum banyak manusia jamah, ya teluk Jantang namanya.


Pulang ke gubuk derita, kosan anak patah hati namanya, mandi dan menyiapkan peralatan seadanya dan menyesuaikan isi dompet di akhir bulan..hmmmmm sedih bukan, mau makan saja susah, apalagi berencana makan sepiring nasi dengannya suatu hari nanti. klasik.


Ban Sepeda motor pun bergulir, kilometer kian kilometer ditempuh, sepeda motor tua yang kuat diapun ikut menanggung beban derita seorang anak tangguh itu (tidak saya sebutkan namanya) itupun hingga detik ini, dan entah sampai motor tua itu beristirahat, tapi jangan lah karena kecintaan terhadapnya bagai mencintai dirinya bunga dusun yang cantik nan jelita.


Dua insan ini membagi jatah isi minyak honda, waktu pergi si A yang isi dan waktu pulang si B yang isi. deal tanpa ribut. isi bensin waktu itu penuh sekitar 32 ribu, wajar memang tidak ada minyak dalam tangki sepeda motor dimaklumin aja ya, kisah sedih anak kosan..


Perjalanan di Tempuh hampir kurang lebih 1 jam setengah, melewati gunung paro dan gunung kulupun sudah hampir tiba ketempat tujuan. 


Sedikit saya ceritakan sepanjang perjalanan kalian bisa nikmati indahknya pantai-pantai berpasih putih yang elok dipandang mata. birunya laut tidak sebiru harapan ku terhadapnya. uhhs
Rimbunya pepohonan bisa diteduh jika sudah capek berjalan. 


Bercakap-cakap sambil bernyanyi di atas sepeda motor tidak terasa sudah masuk pante Blang Raya pertanda hampir sampai, berbekal maps google dua insan ini pun mendapatkan apa yang diinginkan tetapi tidak ketempat tujuan, lanjutnya bertanya pada masyarakat setempat dan memberi tahu jalan yang harus ditempuh untuk masuk ke laut Teluk Jantang. Alhamdulillah masyarakat disini baik-baik ya.
dan sesampai lah di laut Teluk Jantang.


Pantai Teluk Jantang
Pantai Teluk Jantang

Setiba dilokasi dua insan ini beristirahat di bibir pantai melepaskan penat perihnya pantat membawa motor walau bertekur-tukar membawanya. 

Riuhnya ombak, syahdunya suasana dan tidak ada para pejalan lainpun dua insan ini bahagia sekali karena tidak ada yang menganggu minggunya yang kelabu.

Diujung sana, di ujung pantai terlihat bergerombolan manusia sedang asik-asikan, rasa penasaran pun muncul, bergegas kesana dan melihat rupanya masyarakat setempat lagi menarik pukat darat.

Tradisi Menarik Pukat Darat
Tradisi Menarik Pukat Darat

Menarik pukat merupakan tradisi masyarakat pesisir laut di Nanggroe Aceh Darussalam. tangan-tangan petanggung lautan terlihat, usia tidak menghambat mereka mencarikan rezeki yang halal untuk anak istri dirumah. ditambah cuaca yang cerah melengkapi foto travel seorang Traveller Aceh Imadul Auwalin berkarya.

Anak-anak pesisir
Masyarakat Pesisir
Anak Pesisir

hari semakin panas membuat tubuh dua insan itu lelah, tapi apa yang diinginkan bukanlah disini ternyata, teluk jantang berada di sebelah bukit, kata seorang bapak disana sambil menunjuk ke arah barat. iya kah pak, iya dek disana. katanya sangat indah cocok bagi anak-anak suka travelling imbuhnya. 

Bukit Jalan Ke Teluk Jantang

Di terpa rasa lelah, dua insan ini beranjak seperti tertusuk moral layak kekuatan kuda di hampiri masuk ke badan dan kekaki mereka, tanpa pikir panjang dua insan ini pamit ke bapak itu langsung menaik bukit, ternyata bukitnya benar - benar membuat lelah. karena kurang poding. hehehe

Lelah Menaiki Bukit

10 Menit sudah dihabiskan, menguras tenaga karena kurangnya kesiapan membuat tubuh sedikit kelelahan, sembari istirahat dua insan ini minum air Aqua (endorse sedikit boleh ya)hehehe mana tau nanti jadi iklan produk aqua, dan pendakian dilanjutkan, akhirnya surga sesungguhnya telah tiba.
tampak bahagia sahabat yang satu itu minggu kelabunya seakan hilang ditelan bumi dibawa air laut ketengah samudra luas. sambil meloncak bidikan kamera juga mengabadikan kesenangannya. 

Sahabat

Riang Gembira meloncat setinggi angkasa, eh gak sampai kok, banyangan aja. inilah perawan teluk jantang yang menghiasi minggu kelam dua insan sahabat kosan yang belum tamat kuliah. eh ketahuan kan galaunya mana mau si doi sama dua insan ini, kuliah aja belum usaai, kerja belum ada belum ditanya hal lain.. miris bukan? doakan dua insan ini bahagia ya sahabat semua.

Dua insan

Ini Dia dua Insan Sahabat Bahagia

Pada ganteng - ganteng kan? tapi kasian minggu kelabu wkwkwkwk..
entah karena apa yasudahlah.


Duduk, tidur, minum air dan mengabadikan gambar dan termenung sendiri-sendiri cara dua insan ini mengungkapkan ke amarahannya, menulis ditepian laut di hapus ombak laut, itulah ragam dua insan ini mengahabiskan minggu kelabu, tidak terasa siang pun menunjukkan pukul 12 lewat pertanda waktu zhuhur pun tlah tiba. kami menyaiapkan peralatan untuk pulang dikarenakan awanpun kian menghitam jangan samapi pula diguyur hujan disini kan basah kuyup. andai basah kuyup dengannya sih oke saja.
sebelum nya boleh ya saya tunjukkan foto satu lagi di teluk jantang.

Pesona wisata di Aceh Teluk Jantang
See You teluk jantang

Pesona wisata Aceh Teluk jantang

-Berangkat Pulang

Kepulangan dua insan sudah mencapai ke sebelahnya bukit, tanpa disangka-sangka dari kejauhan anak-anak lari kearah kami (dua insan) , ada apa ini, terbisik dalam hati. ternyata mereka ramah-ramah mereka menanyakan dalam bahasa aceh " Pane Neuwo Bang" Pulang dari mana bang. kami pun menyahut kami pulang dari teluk jantang dek, pakoen? hana bang kamoe tanyoeng sagai, hahaha jawab seorang anak. btw kalau nanti pembaca blog ini ingin belajar bahasa aceh boleh dm di Instagram saya ya.

Lantas saya mengajak mereka berfoto bersama-sama, sebagian malu sebagian mau di foto.

Bocah-bocah pesisir
Bocah -bocah Pesisir

Akhir perjanan yang melelahkan tetapi beragam kisah menghiasi hari-hari dua insan tersebut. memang perjalanan hidup itu harus dinikmati disyukuri dan tanpa banyak keluh kesah itulah kehidupan sebenarnya. kehidupan seperti berteduh di bawah pohon kita perlu bekal untuk pulang ke akhirat kelak. maka berjalan lah berbuatlah cerita yang positif dan teruslah menebar kebaikan atar sesama.


Ohya berikut foto foto perjalanan yang tidak saya masukkan dalam paragraf cerita perjalanan saya, semoga menumbuhkan rasa ingin sahabat untuk menjajal Teluk jantang.

Selamat Menikmati:

Masyarakat Pesisir laut Aceh

Tarek Pukat Aceh

Sahabat

Thanks You.

#travellernusantara #Telukjantang #travelblog #wisataaceh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aceh's forgotten political science roots!

To this day, the roots of political science, which is part of social science, are always taken from ancient Greece. Because of that, the names and works of ancient Greek philosophers of the 5th century BC (BC) such as Herodotus, Plato, Aristoteles are always the main references. Asian philosophers who are also considered the originators of political science are Confusius and Mensius as Chinese philosophers in the 4th century BC, while from Indonesia is Prapanca with his work Negarakertagama (see: Prof. Miriam Budiardjo, "Basics of Political Science", Publisher PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, page 5). The original title of the Negarakertagama manuscript was Desawarnana, meaning History of the Villages. Since it was rediscovered in a temple by the Dutch during an attack on one of the Balinese kingdoms in 1918, the old manuscript of Desawarnana was renamed Negarakertagama, meaning The Story of State Building. In the 1980s, I read the manuscript of Negarakertagama

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di Puncak Gunung Geurute Aceh Jaya

Air Kopi Khop dan Kuliner Mie Aceh di puncak Gunung Geurute Aceh Jaya salah satu kuliner yang wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke Aceh.  Sebelum pandemi Virus Covid-19 ada, saya masih menyimpan memori indah di puncak gunung geurute aceh jaya. Disela-sela waktu perkuliahan saya bersama rekan sahabat bepergian ke lintas barat aceh tepatnya ke puncak gunung geurute. Berbekal sepeda motor tua si merah yang kerap menemani saya berkelana kesana-kemari saya berangkat dari kota banda aceh dengan menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam. So, keinginan berlibur saya terwujudkan dan sembari menenangkan fikiran yang bebannya sangat berat bagi saya seorang Mahasiswa Fakultas x dengan project matakuliah yang sangat tidak masuk akal. Oleh karena itu saya memutuskan untuk rehat di hari sabtu yang sedikit tenang dan cerah.  Kehidupan Sebelum adannya virus covid 19 memang sangat verygood bagi semua orang tidak terkecuali pada diri saya. Dengan bebasnya kita masih bisa berkelana kesana-kemari se

Minggu Menyapa Kekasih Dalam Balutan Rindu

Hari minggu merupakan hari yang paling bahagia dan menurut wikipedia , hari minggu adalah hari pertama dalam satu pekan. Kata minggu diambil dari bahasa portugis, Domingo (dari bahasa latin dies Dominicus) yang berarti “dia do Senhor”, atau “hati Tuhan kita”. Sedangkan menurut saya hari minggu adalah hari dimana menyapa kekasih dalam balutan rindu. Wihh seperti pelukis dan penyair diatas batu yang bersandar di ranting kayu yang berdiri kokoh diantara bebatuan. Itulah makna dan hakikat bagi saya si anak pekelana dan traveller nusantara. Mentari keluar dari ufuknya menyemangati hati yang sedang gundah gulana, dan memberikan harapan baru untuk terus melangkah dan berinteraksi di dalam dunia yang fana dan hampa seperti hatimu yang setiap saat menyakiti perasaanku. Kopi dan nasi 5000 rb membuat perut kosong ku kembali hidup. Imajinasi dan tekad untuk menulis kisah dimasa muda menusuk dalam sanubari relung hatiku. Dengan uang yang seadanya saya memutuskan untuk mengukir kisah itu di hari mi